Jakarta – Target mencetak 10 juta talenta digital pada 2024 menghadapi tantangan besar. Hingga kini, pemerintah baru melatih sekitar 6 juta orang, menyisakan defisit 4 juta talenta digital yang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamen Komdigi), Nezar Patria, mengungkap bahwa salah satu kendala utama adalah keterbatasan infrastruktur, terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
“Meskipun 97% wilayah Indonesia terkoneksi internet, kualitasnya di wilayah 3T masih jauh tertinggal,” ujar Nezar di Financial Hall, Jakarta Selatan, Kamis (28/11/2023).
Kecepatan internet di daerah perkotaan dapat mencapai 100 Mbps, sedangkan di wilayah 3T hanya sekitar 4 Mbps. Hal ini membuat pendidikan digital dan pelatihan di daerah terpencil sulit berkembang.
Untuk menjembatani kesenjangan ini, pemerintah telah meluncurkan sejumlah inisiatif. Salah satunya adalah peluncuran Satelit Satria 1 yang diharapkan dapat meningkatkan konektivitas di lebih dari 27 ribu titik di wilayah 3T dengan kapasitas 150 Gbps. Namun, kapasitas ini masih dianggap belum cukup untuk memenuhi kebutuhan internet berkualitas.
Nezar menjelaskan bahwa pemerintah menargetkan meaningful connectivity, yaitu konektivitas yang mampu membawa dampak nyata bagi kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat. Selain itu, program Digital Talent Scholarship juga terus digencarkan untuk mencetak lebih banyak ahli di bidang teknologi seperti kecerdasan buatan, data science, blockchain, dan Internet of Things.
Kolaborasi dengan perusahaan teknologi global seperti Google, Microsoft, Apple, dan Huawei turut membantu menciptakan pusat pelatihan dan memberikan beasiswa pelatihan teknologi. Meski demikian, Nezar mengakui banyak program pelatihan ini masih terkonsentrasi di kota besar, menyulitkan peserta dari daerah terpencil untuk mengaksesnya.
Defisit ini dikhawatirkan menghambat kemampuan Indonesia bersaing di pasar ekonomi digital global. Pada 2030, Indonesia diproyeksikan masih kekurangan 2 juta talenta digital jika tidak ada percepatan signifikan.
“Kolaborasi lintas sektor harus diperkuat untuk mempercepat pencapaian target. Ekosistem yang solid dapat membantu kita memenuhi kebutuhan talenta digital, sehingga ekonomi digital dapat tumbuh hingga 8%,” tutup Nezar.
