Close Menu
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

What's Hot

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Lepaskan Ketegangan, Raih Kedamaian

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp
Jumat, 24 Oktober 2025
  • Advertorial
  • Rilis Berita
Facebook X (Twitter) Instagram WhatsApp YouTube
Onews.idOnews.id
  • Beranda
  • News
    • Nasional
    • Daerah
    • Figur
    • Info Haji
    • Rilis Berita
  • Info Haji 2025
  • Politik
  • Ekonomi
  • Saintek
  • Artikel
WhatsApp Channel
Onews.idOnews.id

Narasi Globalis dan Politik Ketakutan

Forum internasional sering jadi kambing hitam bagi ketakutan yang belum tentu berdasar.
Udex MundzirUdex Mundzir22 Mei 2025 Editorial
Kontroversi Keterlibatan Tokoh Indonesia di WEF
Ilustrasi Kontroversi Keterlibatan Tokoh Indonesia di WEF (.inet)
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest WhatsApp Email

Keterlibatan tokoh Indonesia dalam World Economic Forum (WEF) kembali menjadi bahan gunjingan. Bukan karena prestasi mereka di panggung internasional, melainkan karena narasi miring yang terus diulang.

Di tengah polarisasi politik dan banjir disinformasi, forum seperti WEF sering digambarkan sebagai alat elite global. Banyak yang menuding bahwa siapa pun yang hadir di forum ini otomatis menyetujui agenda tersembunyi.

Padahal, keterlibatan dalam WEF tidak melanggar hukum. Tidak pula menjadi bukti kesetiaan ideologis pada kekuatan asing.

Kritik terhadap WEF berakar dari tiga hal utama: elitisme, konspirasi, dan sentimen anti-globalisasi.

Pertama, WEF memang eksklusif. Hanya tokoh-tokoh terpilih yang bisa hadir. Biaya keanggotaannya pun mahal. Akibatnya, muncul kesan bahwa WEF adalah klub orang kaya.

Namun, eksklusif bukan berarti tertutup. Banyak isu global dibahas di sana: dari perubahan iklim, transformasi digital, hingga ketimpangan ekonomi.

Kedua, sejak pandemi COVID-19, istilah The Great Reset jadi bahan bakar konspirasi. WEF dianggap punya agenda tersembunyi: mengatur ulang dunia, menghapus kedaulatan nasional, hingga mengendalikan manusia lewat teknologi.

Narasi seperti ini populer di kalangan ekstremis kanan, termasuk di Indonesia.

Ketiga, keterlibatan tokoh nasional dalam WEF sering dijadikan alat serangan politik.

Misalnya, Anies Baswedan. Ia terdaftar sebagai Young Global Leader (YGL) pada 2009. Beberapa akun media sosial menyebutnya bagian dari “agenda globalis”.

Padahal, YGL adalah pengakuan atas kapasitas kepemimpinan. Bukan janji setia pada ideologi tertentu.

Sri Mulyani pun rutin hadir di Davos. Ia tidak sedang menjalankan misi asing. Ia membawa nama Indonesia, menawarkan gagasan, dan membangun jejaring strategis.

Namun, dalam politik, persepsi sering lebih penting dari kenyataan.

Di media sosial, keterlibatan tokoh dalam WEF kerap dijadikan bahan tuduhan. Tuduhan ini tidak berdasar. Tidak pula didukung data. Tapi terus disebar dan diulang.

Beberapa pihak bahkan menyamakan forum global dengan pengkhianatan. Ini logika yang lemah. Dunia saling terhubung. Isolasi bukan solusi.

Tanpa keterlibatan dalam forum internasional, suara Indonesia tidak akan terdengar. Kita hanya jadi penonton, bukan pemain.

Tokoh-tokoh seperti Gita Wirjawan, Mari Elka Pangestu, Dino Patti Djalal, hingga Nadiem Makarim, pernah terlibat dalam forum atau program WEF. Mereka membawa isu pendidikan, ekonomi digital, hingga diplomasi global.

Apakah mereka semua menjalankan agenda asing? Tentu tidak.

Kritik terhadap globalisasi memang penting. Tapi harus jernih. Harus berbasis data, bukan rasa curiga.

Menolak keterlibatan internasional atas dasar ketakutan justru berbahaya. Itu akan menjauhkan Indonesia dari arus kemajuan global.

WEF memang bukan forum sempurna. Tapi bukan pula musuh rakyat.

Sebaliknya, ini adalah panggung untuk menyuarakan kepentingan Indonesia. Forum tempat bertukar gagasan dan membangun kerja sama.

Tentu, keterlibatan harus transparan dan akuntabel. Tokoh yang hadir di forum global harus membawa pulang manfaat.

Tugas media dan masyarakat adalah mengawal itu. Bukan menolak secara membabi buta.

Editorial ini berpandangan: keterlibatan dalam WEF bukan dosa politik. Yang berbahaya adalah ketakutan yang dibentuk tanpa dasar.

Jika kita terus menuduh tanpa bukti, kita hanya akan terjebak dalam politik kecurigaan.

Dunia butuh kerja sama. Bukan isolasi.

Anti-Globalisasi Kepemimpinan Indonesia Narasi Konspirasi Politik Global World Economic Forum
Share. Facebook Pinterest LinkedIn WhatsApp Telegram Email
Previous ArticleLoa Raya Sepakati Koperasi Desa, Dorong Kemandirian Ekonomi
Next Article WHO Resmi Adopsi Kesepakatan Pandemi Global Pertama

Informasi lainnya

Waspadai, Purbaya Anak Buah Luhut

9 September 2025

Bersih-Bersih Kabinet Prabowo Dimulai

9 September 2025

Orde Baru Jauh Lebih Baik

8 September 2025

Jokowi, Mengapa Masih Ikut Campur?

4 September 2025

Mengakhiri Bayang Jokowi

4 September 2025

Selamat Tinggal Agustus Kelabu: Tinggalkan Joget-joget di Istana

1 September 2025
Paling Sering Dibaca

Tarif Trump: Senjata Makan Tuan

Editorial Udex Mundzir

Kebebasan Pers yang Dikikis Diam-Diam

Editorial Udex Mundzir

Nama-Nama Sumur Zamzam yang Tersembunyi dalam Misteri

Islami Alfi Salamah

Ironi di Balik Program Bergizi

Opini Assyifa

Hati-Hati Pilih Jurusan Kuliah, Ini 10 Paling Berisiko

Daily Tips Udex Mundzir
Berita Lainnya
Kesehatan
Alfi Salamah23 Oktober 2025

Manfaat Sehat Biji Selasih untuk Tubuh dan Kulit

Firnadi Ikhsan Serap Aspirasi Tiga Delegasi di Hari Aspirasi PKS Kaltim

Kasus Radiasi Cikande Masuk Tahap Penyidikan, PT PMT Dianggap Lalai

Trump Resmikan Fase Dua Kesepakatan Gencatan Gaza

Menkeu Purbaya Pertimbangkan Pemangkasan PPN Tahun 2026

  • Facebook 920K
  • Twitter
  • Instagram
  • YouTube
“Landing
© 2021 - 2025 Onews.id by Dexpert, Inc.
PT Opsi Nota Ideal
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kode Etik
  • Kontak

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.